Kamis, 05 Januari 2012

E-Learning

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pengetahuan dan pembelajaran merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Pengetahuan akan diperoleh melalui sebuah pembelajaran baik secara formal, semi formal, maupun non formal. Pembelajaran formal adalah pembelajaran yang biasa terjadi di bangku sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Dalam pembelajaran tersebut terjadi interaksi langsung atau tatap muka antara guru dan murid dalam menyampaikan materi pengetahuan.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, proses pembelajaran pun mulai semakin canggih, menggunakan berbagai macam media teknologi yang canggih sehingga mendukung efektifitas pembelajaran. Salah satu media pembelajaran saat ini yang memanfaatkan perkembangan IPTEK adalah E-Learning.
E-learning selain memudahkan guru dalam menyampaikan pengetahuan juga merupakan alternatif solusi bagi mereka yang ingin mengikuti pendidikan tapi terhalang oleh faktor finansial, fisik, dan geografis. Karena melalui e-learning seorang subyek didik akan bisa mengakses pengetahuan meski tanpa langsung bertatap muka dengan pendidiknya. Untuk lebih jelasnya, dalam makalah ini akan diterangkan mengenai pengertian e-learning, penggunaan, kelebihan, serta kekurangannya.
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian
Online learning juga biasa disebut electronic learning atau e-learning, merupakan pembelajaran yang disajikan secara elektronik dengan menggunakan komputer dan media berbasis komputer. Materi pembelajaran diakses melalui suatu jaringan dengan sumber-sumber seperti website, internet, CD-ROOM, DVD.[1] Program e-learning dapat membantu subyek didik untuk mengakses pengetahuan serta juga mendapat bimbingan untuk mencapai hasil tertentu.
Secara singkat e-learning berkaitan dengan bagaimana suatu pengetahuan itu di-digitalisasi sehingga dapat disimpan dalam bentuk elektronik. e-learning bertujuan membantu individu mencapai tujuan pendidikan atau membantu organisasi membangun ketrampilan yang berkaitan untuk meningkatkan tugas.
Seperti yang telah dijelaskan di atas, materi pmbelajaran dalam e-learning dapat disajikan melalui website atau internet. Hal ini bisa berarti cakupan pengertian e-learning yang lebih spesifik, yakni hanya melalui website atau internet. Program pembelajaran akan disajikan atau diakses melalui jaringan internet yang terprogram. Pada program ini sekolah atau pihak penyelenggara menyediakan sebuah situs atau web e-learning yang menyediakan bahan belajar secara lengkap baik yang bersifat interaktif maupun non interaktif.
Kegiatan belajar yang sangat berbeda antara belajar tatap muka dengan online learning adalah pemberian otonomi yang luas kepada subyek didik dalam pemilihan tentang kapan, dimana, dan bagaimana cara belajar.[2] Pembelajaran dalam online learning lebih mebebaskan subyek didik untuk mengatur minat dan cara belajar sendiri tapi tetap bertanggung jawab. Subyek didik harus memiliki inisiatif dan disipiln diri untuk belajar dan melaksanakan tugas-tugas. Untuk itu perlu semangat dan motivasi yang tinggi dari subyek didik sehingga pembelajaran bisa efektif dan berhasil.
Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) merupakan unsur yang penting dalam e-learning. TIK juga mendukung proses kegiatan pembelajaran secara umum. Terkait dengan dukungan TIK dalam pembelajaran, ada beberapa istilah yang mempunyai kemiripan diantaranya distance education, distance learning, komputer mediated learning, komputer aided instruction, dan sebagainya.
Distance learning yaitu instructional delivery yang tidak mengharuskan siswa untuk hadir secara fisik pada tempat yang sama dengan pengajar. Distance education yaitu model pembelajaran dimana siswa berada di rumah atau kantor mereka dan berkomunikasi dengan dosen maupun dengan sesama mahasiswa melalui e-mail, forum diskusi elektronik, video conference, serta bentuk komunikasi lainyang berbasis komputer. E-learning yaitu proses belajar yang difasilitasi dan didukung melalui pemanfaatan TIK. Dari istilah-istilah lain, e-learning mempunyai cakupan pengertian yang lebih umum digunakan dan menekankan aspek penggunaan TIK dalam memfasilsitasi kegiatan pembelajaran kapan saja dan dimana saja.[3]

B.     Tujuan, Manfaat, Dan Karakteristik E-Learning
Tujuan, manfaat, dan karakteristik sistem e-learning sebagai media pembelajaran, sebagai berikut:[4]
1.   Tujuan sistem pembelajaran melalui e-learning yaitu:
a.       Meningkatkan kualitas pembelajaran pembelajar.
b.      Mengubah budaya mengajar pengajar.
c.       Mengubah belajar pembelajar yang pasif kepada budaya belajar aktif, sehingga terbentuk independent learning.
d.      Memperluas basis dan kesempatan belajar untuk masyarakat.
e.       Mengembangkan dan memperluas produk dan layanan baru.
2.    Manfaat dan dampak yang diperoleh dari pembelajaran melalui e-learning adalah:
a.       Perubahan budaya belajar dan peningkatan mutu pembelajaran.
b.      Perubahan pertemuan (tatap muka) di kelas dan pertemuan tidak dibatasi oleh ruang dan waktu melalui fasilitas e-learning.
c.       Tersedianya materi pembelajaran di media elektronik melalui website e-learning yang mudah diakses dan dikembangkan oleh pembelajar dan mungkin juga masyarakat.
d.      Pengayaan materi pembelajaran sesuai kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi.
e.       Menciptakan competitive positioning dan meningkatkan brand image.
f.       Meningkatkan kualitas pembelajaran dan kepuasan pembelajar serta kualitas pelayanan.
g.      Mengurangi biaya operasi dan meningkatkan pendapatan.
h.      Interaktivitas pembelajar meningkat, karena tidak ada batasan waktu belajar.
i.        Pembelajar menjadi bertanggung jawab akan kesuksesannya (learner oriented).
3.   Karakteristik sistem e-learning
Dari beberapa sistem e-learning yang dikembangkan, secara umum kita dapat membagi berdasarkan sifat interaktifitas e-learning menjadi 2 karakteristik, yaitu:
a.       Sistem yang bersifat statis
Untuk aplikasi sistem yang bersifat statis ini, yaitu:
1)      Pengguna hanya dapat men-download bahan ajar yang diperlukan.
2)      Seorang administrator, hanya dapat meng-upload file-file materi.
3)      Pada sistem ini, suasana belajar yang sebenarnya tak dapat dihadirkan, misalnya jalinan komunikasi.
4)      Sistem ini cukup berguna bagi mahasiswa-siswa yang mampu belajar otodidak dari sumber-sumber bacaan yang disediakan dalam sistem ini, baik yang berformat HTML, Powerpoint, PDF, maupun yang berupa video.
5)      Sistem ini berfungsi untuk menunjang aktifitas pembelajaran yang dilakukan secara tatap muka di kelas.
b.      Sistem yang bersifat dinamis
Untuk aplikasi sistem yang bersifat dinamis ini, yaitu:
1)      Fasilitas yang tersedia pada sistem ini lebih bervariasi, seperti forum diskusi, chat, e-mail, alat bantu evaluasi pembelajaran, manajemen pengguna, serta manajemen elektronis.
2)      Mahasiswa mampu belajar dalam lingkungan belajar yang tidak jauh berbeda dengan suasana di kelas perkuliahan.
3)      Sistem e-learning digunakan untuk membantu proses transformasi pengetahuan dengan paradigma student centered.
4)      Dosen aktif member materi, meminta mahasiswa bertanya mengenai sesuatu yang belum dipahami dan mahsiswa dilatih belajar secara kritis dan aktif.
5)      Sistem e-learning dapat dikembangkan dengan mengguankan pendekatan metode belajar kolaboratif (collaborative learning) maupun belajar dari proses memecahkan problem uang disodorkan (problem-based learning).
C.       Penerapan Program Pembelajaran Melalui Online Learning
Penerapan proses pembelajaran melalui program e-learning atau online learning di Indonesia masih bersifat blended e-learning, yaitu e-learning bukan alat pembelajaran utama melainkan sebagai bahan dan alat pelengkap dari pembelajaran konvensional. Pembelajaran dengan control guru di kelas masih tetap dominan, siswa belum secara totalitas menggunakan internet sebagai sistem pembelajarannya. Internet baru berfungsi sebagai suplemen dan belum sebagai komplemen atau pengganti proses belajar mengajar konvensional.[5] Atau dapat dikatakan apilkasi pendidikan yang terjadi adalah e-learning yang dikombinasikan dengan pembelajaran tatap muka dan pembelajaran campuran atau hybrid learning. Pola semacam ini merupakan pengembangan e-learning di level sekolah guna yang bertujuan mendukung pembelajaran klasikal terutama di level SMA/SMK, juga SMP bahkan level SD.
Berikut ini contoh-contohnya:[6]
SMA/SMK:
§http://elearning.smayps.sch.id/
§http://elearning.smkcikini.sch.id/
§http://sman1dampit.sch.id/moodle/
§http://sman1subang.sch.id/elearning/
§http://elearning.sman1pare.sch.id
SMP:
§http://elite.smpn2-sbp.sch.id/
SD Muhammadiyah Condongcatur – Yogyakarta
§http://www3.jogjabelajar.org/sdmuhconcat
eLearning di atas umumnya digunakan sebagai pendukung yaitu sebagai:
§Tempat materi pembelajaran
§Tempat tugas pembelajaran
§Tempat latihan soal/ujian
§Tempat diskusi
        Beberapa perguruan tinggi yang mulai mengembangkan e-learning antara lain:
§ UGM dengan E-Lisa http://elisa.ugm.ac.id/
§ Unissula Semarang http://www.unissula.ac.id/sinau/

D.    Implementasi E-learning
                 Langkah-langkah untuk merealisasikan program e-learning dapat diklasifikasikan dalam beberapa aspek,yaitu infrastruktur teknologi informasi, pengelolaan materi e-learning, kebijakan akademik dan sistem pembelajaran.
1.    Infrastruktur teknolagi informasi
Implementasi e-learning sangat membutuhkan dukungan infrastruktur  teknologi informasi yang handal, hal itu dikarenakan akan digunakan online tiap hari dengan kapasitas dan kapabilitas yang memenuhi kebutuhan institusi sesuai dengan perkembangan institusi pendidikan.
 Ada beberapa hal untuk menunjang pelaksanaan e-learning dari aspek ini diantaranya ;[7]
a.       Memperluas akses jaringan
b.      Menyiapkan kapasitas akses internet
c.       Tersedianya public access untuk semua pengajar dan pembelajar
d.      Menyediakan laboratorium komputer yang online 24 jam di lingkungan sekolah dan kampus.
e.       Memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi dan terintegrasi dengan layanan sistem informasi lainnya
2.    Manajemen pengelolaan
          Pengelolaan materi e-learning sangat dibutuhkan untuk menciptakan dan memelihara materi pembelajaran yang selalu up to date dan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Maka untuk merealisasikan hal itu diperlukan beberapa hal, diantaranya:
a.       perlu adanya pelatihan program terpadu untuk meningkatkan kemampuan TIK pengajar.
b.      Diperlukan pelatihan program terpadu untuk meningkatkan TIK pembelajar.
3.    Sistem pengelolaan pembelajaran
a.       Sistem pembelajaran
               Sistem pembelajaran dilakukan dengan pertemuan tatap muka diruang kelas sebanyak 80%, dan  20% tidak terbatas ruang dan waktu melelui internet, sehingga memungkinkan pertemuan melalui e-learning  lebih banyak disbanding pertemuan secara tatap muka dikelas. Sehingga disini siswa dituntut untuk aktif  mengakses materi pelajaran.
               Pembelajaran melalui website e-learning meliputi:
1.      Mengakses materi pembelajaran
2.      Mengerjakan tugas dan diskusi
3.      Membaca penugasan
4.      Presentasi
5.      Dialog antara pengajar dan pembelajar
6.      Dialog antara pembelajar dengan sumber lain
7.      Evaluasi dimaksudkan untuk melakukan penilaian (assessment) bagi pembelajar yang mengikuti proses pembelajaran e-learning.
b.      Pengelolaan sistem pembelajaran
            Proses pengelolaan sistem e-learning, meliputi :
1.      Pengembangan pengajar
          Dengan mengubah budaya proses pembelajaran konvensional kepada proses pembelajaran website e-learning. Dan diperlukan kemampuan knowledge, skill dan attitude dalam mengajar dengan menggunakan website e-learning.
2.      Pengembangan materi
          Hal yang perlu dipersiapkan untuk pembelajaran e-learning adalah, penataan ulang kurikulum, SAP/RPP, membuat materi outline materi kuliah, dan membuat materi ajar dalam bentuk multimedia. Dengan demikian pengajar harus membuat :
a.       outline modul dalam media power point, word dll.
b.      Course outline terdiri dari: peta konsep, materi pokok, materi pendukung, online reading, dan topik-topik diskusi dan tugas yang dikemas dalam bentuk multimedia.
           Dengan berkembangnya sistem pendidikan sehingga dengan adanya media pembelajaran sistem e-learning maka siswa tidak hanya mengakses buku dari sekolah, namun materi atau bahan pembelajaran sudah ada jauh daripada dinding sekolah. Guru dan siswa sama-sama dapat mengakses informasi dari jarak jauh keseluruuh dunia untuk memperkaya pengetahuannya.[8]
           Bahkan dari internet kita dapat mengakses berbagai bentuk seperti teks, video, suara, gambar dan data sehingga memungkinkan terjadinya komunikasi dua arah. Akibatnya dapat mengubah peran guru dalam proses pembelajaran. Akan tetapi dengan fitur yang seperti itu tidak dapat dipungkiri tentunya masih mempunyai kelebihan serta kekurangan dalam hal tertentu.
            Diantara kelebihan-kelebihan dari penggunaan media e-learning  yaitu:
a.          Menyajikan variasi media
b.         Memperoleh informasi mutakhir
c.          Kemudahan dan kecepatan akses
d.         Pertukaran ide
e.          Komunikasi yang luwes
f.          Biaya ringan
           Sedangkan kekurangannya yaitu:
a.       Materi tidak sesuai dengan umur pelajar
b.      Pemanfaatan hak cipta untuk tugas-tugas sekolah
c.       Perkembangan yang tidak terprediksikan
d.      Perawatan
e.       Pengaksesan
f.       Kecepatan mengakses
g.      Kurangnya pengontrolan kualitas



BAB III
KESIMPULAN
Online learning juga biasa disebut electronic learning atau e-learning, merupakan pembelajaran yang disajikan secara elektronik dengan menggunakan komputer dan media berbasis komputer. Materi pembelajaran diakses melalui suatu jaringan dengan sumber-sumber seperti website, internet, CD-ROOM, DVD.[9] Program e-learning dapat membantu subyek didik untuk mengakses pengetahuan serta juga mendapat bimbingan untuk mencapai hasil tertentu.
Terdapat beberapa tujuan dan manfaat dari e-learning, seperti meningkatkan kualitas pembelajaran pembelajar, dan manfaatnya perubahan pertemuan (tatap muka) di kelas dan pertemuan tidak dibatasi oleh ruang dan waktu melalui fasilitas e-learning. Karakteristik e-learning ada dua yaitu sistem yang bersifat statis dan sistem yang bersifat dinamis.
           Penerapan proses pembelajaran melalui program e-learning atau online learning di Indonesia masih bersifat blended e-learning, yaitu e-learning bukan alat pembelajaran utama melainkan sebagai bahan dan alat pelengkap dari pembelajaran konvensional. Pembelajaran dengan control guru di kelas masih tetap dominan, siswa belum secara totalitas menggunakan internet sebagai sistem pembelajarannya. Internet baru berfungsi sebagai suplemen dan belum sebagai komplemen atau pengganti proses belajar mengajar konvensional.
          Diantara kelebihan-kelebihan dari penggunaan media e-learning adalah menyajikan variasi media, memperoleh informasi mutakhir, kemudahan dan kecepatan akses, pertukaran ide, komunikasi yang luwes, biaya ringan.
         Sedangkan kekurangannya berupa Materi tidak sesuai dengan umur pelajar, pemanfaatan hak cipta untuk tugas-tugas sekolah, perkembangan yang tidak terprediksikan, perawatan, pengaksesan, kecepatan mengakses, dan kurangnya pengontrolan kualitas


DAFTAR PUSTAKA

Anitah, Sri. 2009. Media Pembelajaran. Surakarta: UNS Press.
Hujair Ah. Samaky. 2009. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Safiria Insania.
Dayanto. 2010.  Media Pembelajaran Peranannya Sangat Penting dalam Menggapai tujuan Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.
http://wahyupur.wordpress.com/2009/10/19/perkembangan-e-learning-di-indonesia/


[1] Sri Anitah, Media Pembelajaran, ( Surakarta: UNS Press, 2009), hlm 127
[2] Ibid, hlm 131
[3] Hujair Ah. Samaky, Media Pembelajaran, (Yogyakarta: Safiria Insania, 2009),  hlm 204
[4] Ibid, hlm 204-205
[5] Dayanto,Media Pembelajaran Peranannya Sangat Penting dalam Menggapai tujuan pembelajaran (Yogyakarta: Gava Media, 2010), hlm 169
[6] http://wahyupur.wordpress.com/2009/10/19/perkembangan-e-learning-di-indonesia/
[7] Hujair AH. Samaky, Media Pembelajaran, (Yogyakarta: Safiria Insania, 2009),  hlm 206
[8]  Sri Anitah, Media Pembelajaran, ( Surakarta: UNS Press, 2009), hlm 127
[9] Sri Anitah, Media Pembelajaran, ( Surakarta: UNS Press, 2009), hlm 127

Tidak ada komentar:

Posting Komentar