Kamis, 05 Januari 2012

Pendidikan Karakter


A.    Sejarah Pendidikan Karakter di Indonesia
Pendidikan karakter sebenarnya bukanlah hal yang baru di Indonesia. Sejak perjuangan bangsa Indonesia untuk merebut kemerdekaan,beberapa pendidik Indonesia modern yang kita kenal seperti RA Kartini, Ki Hajar Dewantara, Soekarno, Hatta, dll telah mencoba menerapkansemangat pendidikan karakter sebagai pembentuk kepribadian dan identitas bangasa yang sesuai dengan karakter dan situasi yang mereka alami.Kemerdekaan Indonesia bukanlah semata-mata karena perjuangan fisik yang dilakukan  di seluruh wilayah Indonesia. Kebangkitan nasional berawal dari ide dan gagasan hasil pemikiran para pemikir dan cendekiawan yang pernah belajar di luar negeri. Perjumpaan dengan bangasa lain itulah yang membangkitkan ide tentang menjadi sebuah Negara yang mandiri, membuat mereka sadar akan realitas “ siapa diri kita ini “. Dan dari sinilah muncul keindonesiaan yang mesti diperjuangkan dengan kerja keras, melalui perjuangan yang mengorbankan banyak nyawa dan harta.

B.     Pemahaman Umum Pendidikan Karakter
Pendidikan adalah sebuah proses ynag membantu menumbuhkembangkan bebagai macam potensi yang ada dalam diri manusia. Sedangkan istilah karakter terdapat dua cara interpretasi. Yang pertama, karakater sebagai sekumpulan kondisi yang telah diberikan begitu saja, lebih kurang dipaksakan, karena telah ada dari sononya( given). Kedua, karakter dipahami sebagai tingkat kekuatan dimana seorang individu mampu mengatasi keterbatasan kondisinya(willed).
Dari pemahaman yang kedua ini, manusia memiliki daya-daya dinamis yang bisa berubah, baik ke  arah posotif maupun ke arah negative.Dan melalui pendidikan karakterlah seorang individu berusaha mengoptimalkan daya dianamis  menjadi sebuah aset, peluang bagi pengembangan dan penyempurnaan dirinya. Pendidikan karakter berkaitan dengan bagaimana seorang individu menghayati kebebasannya dalam berhubungan dengan orang lain sebagai individu, ataupun orang lain sebagai individu yang ada dalam sebuah struktur yang memiliki kekuasaan.Pendidikan karakter menjadikan manusia berkembang secara penuh, semakin menjadi manusiawi,mampu berelasi secar sehat dengan lingkungan di luar dirinya tanpa kehilangan otonomi dan kebebasannya sehingga ia menjadi manusia yang bertanggung jawab.
C.     Urgensi Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter dewasa ini semakin mendesak untuk diterapkan di lembaga pendidikan, mengingat berbagai macam perilaku non edukatif yang telah merambah dunia pendidikan.Fenomena kekerasan, pelecehan seksual, bisnis mania lewat sekolah seperti korupsi dan kesewenangan yang terjadi di lingkungan pendidikan menambah suram potret pendidikan di Indonesia. Aksi tawuran antar pelajar yang semakin marak, ada seorang guru yang tega melecehkan anak didiknya sendiri, sampai pada bertambahnya jumlah bayi dibuang akibat pergaulan bebas remaja, dan masih banyak lagi tragedy kemanusiaan yang terjadi dalam dunia pendidikan.
Tentu saja, kita tidak bisa menjadikan lembaga pendidikan sebagai satu-satunya penyebab demoralisasi dalam masyarakat. Lembaga pendidikan hanya salah satu lembaga lain yang ada di masyarakat. Seperti halnya tidak semua hal bisa diatasi dan dipelajari denagan cara pergi ke  sekolah.Akan tetapi, setidaknya karena asumsi masyarkat terhadap lembaga pendidikan, yang mempunyai andil dalam proses pembudayaan masyarakat kita, sudah sepantasnya jika sekolah mempertanyakan dan mengevaluasi kembali program-programnya dalam upaya mengembangkan ketajaman intelektual dan integritas diri peserta didik sebagai pribadi yang memilki karakter kuat.
Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan formal, dalam upaya pengembangan karakter peserta didik memiliki focus selain pengembangan intelektual, juga pengembangan moral peserta didik.Pendidikan karakter diharapkan bisa menjadi salah satu penyembuh penyakit social dan proses perbaikan dalam  masyarakat.
D.    Pendidikan Karakter Di Sekolah
Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah bagaimana menanamkan nilai-nilai yang berguna dalam pengembangan pribadi peserta didik, sebagai makhluk individual sekaligus makhluk social.
Pendidikan karakter di sekolah bisa sidefinisikan sebagai” pemahaman, perawatan, dan pelaksanaan keutamaan”. Oleh karena itu, pendidikan nilai di sekolah mengacu pada proses pemahaman nilai, tata cara perawatan dan menghidupi nilai itu, serta bagaimana seorang siswa memliki kesempatan untuk dapat mempraktikan nilai itu secara nyata .
Untuk dapat mencapai tujuan yang utuh seperti telah dijelaskan di atas, diperlukan pula metode yang akan dipakai sehingga pendidikan karakter menjadi lebih terarah dan efektif.
a.    Mengajarkan; dengan memberikan konsep teorotis mengenai suatu nilai, karena suatu tindakan dikatakan ebagai tindakan bernilai jika dilakukan secara bebas, sadar, dan dengan pengetahuan yang cukup tentang apa yang dilakukannya.
b.      Keteladanan; Seorang guru dan semua tenaga kependidikan diharapkan mampu menjadi panutan bagi peserta didik, merangsang peserta didik untuk dapat mengapilkasikan konsep nilai yang telah diperoleh.
c.       Menentukan prioritas; yakni menentukan standar prioritas sutau nilai yang ingin dicapai dalam sebuah lembaga pendidikan.Dengan prioritas yang jelas, maka proses evaluasi atasberhasil tidaknya pendidikan karakter juga semkain jelas
d.      Praksis prioritas; sejauh mana nilai yang diprioritaskan itu dilaksanakan, bagaimana sikap sekolah terhadap pelanggaran kebijaksanaan.
e.       Refleksi; Karakter yang ingin dibentuk oleh lembaga pendidikan melalui berbagai macam program dan kebijakan senantiasa dievaluasi dan direflekdikan secara berkesinambungan dan kritis.
Kelima hal tersebut menjadi patokan dalam menghayati dan menghidupkan pendidikan karakter di dalam sebuah lenbaga pendidikan. Lima hal itu bisa digambarkan sebagai lingkaran dinamis dialektis yang senantiasa berputar semakin maju.





 


Refleksi
 
                                                                                                               

Memberikan teladan
 
                                                                                                                 


Praksis Prioritas
 
 


                       


 
Menentukan prioritas
 
                                                                                  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar